Senin, 01 Desember 2008

ASAM LAKTAT DAN APLIKASINYA PRODUCTS OF PRIMARY METABOLISM

PRODUK DARI METABOLISM PRIMER
1. Pendahuluan
Contoh makanan fermentasi dari susu, sayuran, sereal dan daging juga pengawetan bahan bahan tertentu.

2. Industri Fermentasi Asam Laktat Secara Biologi dan Biokimia
Ada 2 jenis bakteri asam laktat yaitu homofermentatif dan heterofermentatif. Bakteri heterofermentatif dilibatkan dalam sebagian besar tipe fermentasi untuk makanan atau pemberian makanan hewan. Bakteri homofermentatif adalah penghasil industri asam laktat. Bakteri asam laktat, mampu untuk memproduksi asam sebagai produk metabolik yang lebih sensitif terhadap asam. Bakteri asam laktat sebagian besar kelompok dari gram positif, katalis-negatif, tangkai tidak berongga dan cocci. Pada umumnya, bakteri asam laktat menggunakan sumber karbon utama untuk pertumbuhan dan produksi asam.

3. Rantai Produksi & Produksi Secara Industrial
Pilihan organisme dapat diterapkan dan dipilih untuk produktivitas yang lebih tinggi, hal ini tergantung pada bahan mentahnya. Sintesis kimia dan produksi fermentatif asam laktat harus tercakup dengan masalah pemurnian untuk mendapat kualitas yang dibutuhkan untuk menemui standar.

4. Bahan Mentah
Berbagai macam material mono dan disakarida yang digunakan untuk pabrik asam laktat adalah glukosa, maltosa, sukrosa dan laktosa.

5. Proses Fermentasi
a. Proses Kalsium Laktat Klasik
Bahan mentah gula (glukosa dan sukrosa) dibuat pada konsentrasi gula 120 hingga 180 g/L. Penerapan konsentrasi gula yang lebih tinggi (260 g/L) akan dapat dikerjakan dengan mudah dalam fermentasi dengan dosis CaO tertentu untuk menyesuaikan pH hingga 6,3.

b. Prosedur Pemurnian dan Recovery
Kemurniaan tergantung pada penggunaan bahan mentah. Kemurnian lebih jauh dicapai dengan melalui larutan pengganti ion dan diperlakukan dengan hidrogen peroksida atau potasium permanganate. Metode lain dari pemurnian asam laktat adalah dengan menggunakan esterifikasi dengan metanol dan distilasi dengan ester.

6. Variasi Proses
a. Proses Amonium Laktat
Ammonium laktat terbentuk jika direaksikan dengan alkohol untuk menghasilkan ester. Metanol dan metal asetat yang tidak bereaksi dipisahkan dalam sebuah kolom rektifikasi dan metil laktat direaksikan dengan air untuk menghasilkan asam laktat murni. Hasil asam laktat dari keseluruhan proses sebesar 95% dimana 90 % didasarkan pada input gula.

7. Organisme Lain Selain Bakteri Asam Laktat
Sporolactobasillus inulinus dan Bacillus coagulans merupakan organisme lain penghasil asam laktat.

Senin, 10 November 2008

Fortifikasi Tepung

Pemerintah Kanada melalui CIDA sudah membantu fortifikasi tepung terigu yang dilaksanakan oleh UNICEF dengan mitra Indonesia yaitu Departemen Industri dan Perdagangan. Kontribusi ynag diberikan CIDA adalah sejumlah 2 juta dolar Kanada.
Pelaksanaannya adalah Februari 2001 s.d. Desember 2002. Fortifikasi adalah program memasukan unsur nutrisi dalam makanan atau bahan pokok untuk makanan. Tujuan utamanya fortifikasi adalah untuk mengembalikan zat gizi yang hilang pada bahan makanan selama dalam pengolahan bahan makanan. Fortifikasi tepung terigu merupakan cara yang sangat praktis dan hemat biaya untuk meningkatkan masukan kebutuhan zat besi dalam masyarakat. Lembaga-lembaga internasional seperti UNICEF, Bank Dunia, ADB, USAID, CIDA dan lain sebagainya. Terigu - adalah tepung/bubuk halus yang berasal dari biji gandum, dan digunakan sebagai bahan dasar pembuat kue, mi dan roti. Surat Keputusan (SK) Menteri Perindustrian dan Perdagangan No 323/MPP/Kep/11/ 2001 tentang Penerapan Secara Wajib SNI Tepung Terigu fortifikasi sebagai Bahan Makanan. Syarat fortifikasi SNI tepung terigu adalah kandungan zat besi (Fe), seng (Za), vitamin B1, vitamin B2, dan asam folat dengan ukuran tertentu. Bank Dunia menyatakan bahwa program fortifikasi adalah program yang paling 'cost effective' diantara berbagai program kesehatan lainnya. Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar haemoglobin (Hb) berada dibawah kadar normal. Penyebab utamanya adalah kekurangan zat besi yang biasa disebut anemia gizi besi. Prevalensi anemia gizi besi pada ibu hamil berkisar anatara 50-60%, anak balita sekitar 45% dan lain-lain.
Pemerintah mencabut wajib SNI tepung terigu pada 24 Januari 2008. Pencabutan wajib SNI tepung terigu sebagai salah satu butir kebijakan pengendalian pangan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 02/M-IND/Per/ 1/2008. Kekurangan zat gizi mikro secara umum menyebabkan gangguan tumbuh kembang dan kecerdasan, daya tahan tubuh rendah, anemia, serta meningkatkan risiko kebutaan.
Biaya yang diperlukan tidak mahal, hanya 0,5 persen dari harga produk. SK Menkes tersebut juga ditetapkan bahwa setiap tepung terigu yang diproduksi, diimpor atau diedarkan di Indonesia harus mengandung fortifikan zat besi 60 ppm, seng 30 ppm, vitamin B1 (thiamine) 2,5 ppm, vitamin B2 (riboflavin) 4 ppm dan asam folat 2 ppm.